Regional
Penuturan Keluarga Sopir Truk Dikeroyok Warga hingga Tewas di Papua

Kronologi, Polman – Yus Yunus (25) warga Polewali Mandar yang merantau ke Papua tewas diamuk massa di Jl Trans Nabire Paniai, Kabupaten Dogiyai, Minggu, 23 Februari 2020 lalu. Dia tewas di depan personel polisi setempat. Terbunuhnya Yus terekam jelas lewat video yang beredar luas di dunia maya belakangan ini.
Kakak korban, Hasriani (29) menyayangkan kejadian itu. Polisi yang berada di tempat kejadian tidak mampu menyelamatkan nyawa adiknya.
“Sangat disayangkan sekali di lokasi ada aparat kepolisian kenapa tidak berusaha mengamankan ini adekku kasian? Kenapa dibiarkan diamuk massa seperti itu. Dibiarkan adekku terbunuh di depan matanya,” katanya, dilansir Fajar.co.id.
Pihak keluarga Yus Yunus sangat kecewa dengan kepolisian setempat. Pasalnya, tidak mampu mengendalikan massa.
“Kalau dibilang memang merasa kewalahan karena banyak massa, kenapa mereka tidak minta bantuan di pos TNI di sekitar situ. Dibanding berdiri dengan santainya menenteng senjatanya baru tidak ada perlindungan saat adekku dimassa,” sesalnya.
Keluarga besarnya tidak terima atas kematian adiknya yang tewas diamuk massa di depan aparat kepolisian. Dia memastikan bakal menuntut keadilan usai peristiwa ini.
“Dari keluarga jelas kami tidak terima. Kalau bisa diusut tuntas, supaya kami dapat keadilan. Di videonya sangat nyata main hakim sendiri dan adekku tewas di depan aparat. Tanpa ada perlindungan,” katanya.
Dia berharap semua pihak, baik masyarakat yang main hakim sendiri dan aparat yang membiarkan nyawa adiknya melayang diproses hukum dengan adil. “Akan kami tempuh semua jalannya supaya ini kasus cepat diusut,” katanya.
Dia menceritakan adiknya itu merantau sejak 2015 lalu. Di Nabire dia berprofesi sebagai sopir truk di sebuah perusahaan swasta.
Terpisah, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw sendiri sudah membantah anggotanya melakukan pembiaran. Ia bilang, petugas di lapangan sudah benar melakukan prosedur perlindungan terhadap korban.
Namun, ia menekankan kelompok yang beringas itu seperti seolah main hakim sendiri tanpa mengetahui peristiwa sesungguhnya.
“Harus ditekankan yang seharusnya tidak boleh dilakukan adalah main hakim sendiri oleh sekelompok orang di mana kejadian tersebut sudah ditangani oleh anggota kami di lapangan, bukan malah menyalahkan aparat,” tutur Paulus, dikutip dari VIVAnews.com.
Iman Syawal Passalu, seorang netizen meminta kepada Kapolri Jenderal Idham Azis, memberikan keadilan kepada korban.
“Saudara kami, Yunus yang menjadi korban pengeroyokan beberapa warga Papua (Nabire) demi membela seekor babi. Berikan nasihat kepada anggotamu yang ada dalam gambar itu tentang kode etik seorang polisi. Saya kira di dalam hukum, kita tidak boleh berdiam diri melihat peristiwa tindakan pidana di depan mata. Apalagi seorang aparat penegak hukum. Saya kira itu ada sanksinya,” tulis Awal di akun Facebook-nya.
Selain itu, warganet juga berinisiatif menggalang dana untuk istri korban, Mela Rahmawati (21). Mela sendiri dikabarkan sudah trauma tinggal di Papua, dan hendak meninggalkan tempat itu, namun terkendala biaya.
Editor: Dimas
-
Regional6 hari ago
Buntut Aduan Ivana, Sejumlah Tokoh Kabupaten Gorontalo Bentuk Forum Penyelamat Daerah
-
Regional6 hari ago
Ekwan Harap Pokir Perbaikan Jalan Lupoyo Cs Terealisasi
-
Regional6 hari ago
Mobil Dinas Pejabat BPSDA Bengawan Solo Tabrakan di Magetan, 1 Orang Luka Berat
-
Regional7 hari ago
Ryan Kono Soroti Aset Daerah yang Sering Tak Penuhi Asas Manfaat
-
Regional7 hari ago
Buka Workshop P4GN, Ismail Madjid Sampaikan Instruksi Wali Kota soal Pencegahan Narkoba
-
Regional7 hari ago
Pengusaha Sebut Kesbangpol Bohong soal Mediasi: Tidak Benar, Masalah Belum Tuntas
-
Regional5 hari ago
Bupati Gorontalo kembali Aktifkan Jabatan Yusran Lapananda
-
Megapolitan5 hari ago
Dicopot Tanpa Sebab, Pejabat DKI ini Minta Keadilan ke Pj Heru Budi