Kronologi, Jakarta – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) megapesiasi keberhasilan pemerintah mengevakuasi sebanyak ratusan warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China. Meskipun keputusan itu akan mengandung risiko, khususnya apakah para WNI yang dievakuasi itu tertular atau tidak oleh virus corona.
Begitu disampaikan Sekretaris Fraksi PPP DPR Achmad Baidowi di Jakarta, Minggu (2/2/2020).
“Memang serba risiko. Tidak dijemput, mereka akan terisolasi dan bisa kekurangan bahan makanan. Ketika dijemput, dikhawatirkan bawa virus,” kata Awiek, sapaan karibnya.
Menurut Awiek, apapun risikonya, lebih baik para WNI dijemput. Hal itu tentu dengan pelbagai antisipasi medis agar tidak terjadi penyebaran virus corona di Tanah Air.
Alasannya, kata Awik, jika ratusan WNI tersebut dibiarkan di Wuhan, potensi tertular virus corona sangat besar.
Terbukti, lanjut dia, ada beberapa WNI yang tidak diizinkan pulang karena tidak dalam kondisi fit.
“Namun, mereka belum tentu terkena virus corona. Nah, yang bisa pulang dan sudah mendarat di Wuhan adalah mereka yang dinyatakan sehat,” ujarnya.
Bahkan, menurut dia, ketika 243 WNI yang tiba di Batam, mereka harus melewati beberapa screening, di antaranya penyemprotan untuk membunuh virus, lalu masih dikarantina selama 14 hari guna memastikan kesehatannya.
Terkait dengan polemik lokasi karantina di Natuna, Achmad Baidowi berpendapat bahwa hal itu hanya karena soal masalah komunikasi saja, karena ada poin yang harus diluruskan pemerintah.
“Itu hanya soal komunikasi saja. Ternyata tempat karantina jauh dari permukiman penduduk, ada sekitar radius 5 kilometer,” katanya.
Sebelumnya, pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 243 WNI, termasuk di antaranya lima orang tim aju dari Provinsi Hubei, RRT dengan pesawat maskapai berbadan lebar Batik Air jenis Airbus 330-300CEO milik Lion Air Group, Minggu (2/2/2020).
Evakuasi dilakukan tim yang terdiri atas 42 orang, antara lain dari unsur TNI, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan kru maskapai Lion Group. Tim dilengkapi dengan berbagai perlengkapan pelindung diri, termasuk masker dan baju khusus.
Rencananya 243 WNI akan menjalani observasi di Natuna selama 2 pekan sebelum kembali ke keluarganya.
Penulis: Tiar
Discussion about this post