Kronologi, Pohuwato – Jumlah penyandang disabilitas di Kabupaten Pohuwato 2019 mencapai 922 orang. Ironisnya, meski sudah tercatat, namun belum memiliki fasilitas yang memadai.
Kasi Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas, Tuna Sosial dan KPO, Farid Hidiya mengatakan, sarana untuk menampung penyandang disabilitas di Pohuwato hanya di tingkatan sekolah.
“Kayak SLB, dan di sini juga ada. Jadi, penyandang disabilitas masih disekolahkan. Tapi fasilitias seperti panti itu mereka tidak ada,” katanya.
Farid mengatakan, setelah mereka lulus dari SLB, langsung kembali ke keluarga lagi karena tidak memiliki tempat khusus seperti, balai latihan kerja penyandang disabilitas.
“Di sisi lain juga keterbatasan anggaran, karena punya skala prioritas. Kalau memang belum terlalu dibutuhkan, maka kita alihkan ke rehabilitasi sosial yang lain. Seperti bantuan usaha ekonomi produktif, pelatihan, bimbingan, pemberian alat bantu,” kata dia.
Selain usaha ekonomi produktif tambah Farid, juga ada bantuan motivasi penyandang disabilitas sebesar 3,5 juta perorang.
“Itu bantuan dana motivasi melalui BRI, jadi mereka sendiri yang ambil, mereka sendiri juga yang belanjakan. Dikontrol, kita awasi pada saat mereka belanja sesuai mereka punya kebutuhan,”ujarnya.
Sementara, untuk fasilitas publik bagi penyandang disabilitas di Pohuwato lanjut Farid, masih sebatas pelayanan saja seperti jembatan.
“Semua kantor sudah ada itu, karena tahun kemarin pak bupati perintahkan semua pelayanan dikantor itu harus ada, tapi baru itu, baru akses pelayanan dan yang lain-lain itu belum ada,” katanya.
Farid juga mengatakan, tidak hanya sarana khusus untuk pelatihan kerja yang jadi kendala, tapi juga tempat mereka untuk bersantai bersama keluarga dan bisa bercengkrama dengan dunia luar juga belum ada.
“Semacam taman kota yang khusus penyandang disabilitas, tempat yang rapi, santai dan bermain itu belum ada,”katanya.
Di moment Hari Disabilitas Internasional ini, meski belum melakukan acara seremonial, Dinas Sosial terus berupaya mengangkat derajat disabiltas dari stigma-stigma negatif maupun diskriminatif.
“Itu sebagai wujud perhatian pemerintah, bahwa mereka ini perlu mendapatkan perhatian, kita fungsikan kembali, kita kembalikan keberfungsian sosial mereka, karena mereka juga memiliki potensi yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat pohuwato umumnya,”ujarnya.
“Tahun depan kita juga akan berupaya mengadakan rumah singgah bagi penyandang disabilitas yang terlantar dan mendapat perlakuan diskriminatif,” katanya.
Penulis: Hamdi Editor : Bahar
Discussion about this post