Kronologi, Jakarta – Peneliti Alpha Resarch Database, Indonesia, Ferdy Hasiman menilai, sangat tepat bila mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok ditempatkan mengisi posisi Direktur Utama PT PLN atau PT Pertamina (Persero).
“Dua perusahaan ini memiliki tantangan besar, baik dari sisi finansial maupun tata kelolah korporasi. Dua korporasi ini juga menjadi sarang mafia mulai dari mafia migas sampai mafia proyek,” kata Ferdy dalam keterangannya kepada Kronologi.id, Kamis (14/11/2019).
Menurut Ferdy, saat menjadi gubernur DKI, Ahok sudah biasa berhadapan dengan mafia mulai dari korporasi, birokrat nakal dan politisi yang memanipulasi APBD. Karenanya, dengan kemampuannya tersebut sangat tepat memimpin salah satu di antara dua perusahaan pelat merah itu.
“PLN dan Pertamina juga menjadi sarang bercokol mafia mulai dari internal perusahaan, korporasi swasta-asing sampai politisi. Karena, proyek-proyeknya menggiurkan, berangka jumbo di atas 1 miliar dolar,” paparnya.
Bagi dia, Ahok juga dibutuhkan di PLN agar memperbaiki kinerja keuangan yang memiliki rasio utang cukup tinggi dan mencemaskan. Apalagi, per tahun 2019, total utang PLN mencapai Rp 604.5 trilun dan total aset mencapai Rp mencapai Rp 1.537.923 triliun.
“Utang PLN yang menggunung tidak lepas dari kinerja masa lalu PLN yang tak becus dan juga sebagai risiko dari kebijakan populis pemerintah Jokowi yang ingin meningkatkatkan rasio elektrifikasi (tingkat rumah tanggga penikmat listrik),” imbuhnya.
“Ekspansi bisnis PLN untuk mendorong mega proyek besar tentu membebani PLN secara korporasi,” lanjutnya.
Oleh karena itu, Ia menganggap, jauh lebih tepat jika Ahok menjadi Dirut PLN, karena bersih, bernyali, memiliki integritas dan kemampuan mengolah keuangan.
“PLN itu memiliki masalah bawaan di keuangan dan hampir semua Dirut PLN selama ini mengakhiri jabatannya karena korupsi,” tandasya.
Penulis: Nando
Discussion about this post