Kronologi, Gorontalo – Masyarakat Jazirah Semenanjung Gorontalo dijuluki sebagai “Bumi Serambi Madinah”. Desa Karangetang, salah satu daerah yang masih tetap melestarikan budaya ‘Huyula’ atau gotong royong.
Dalam perkembangannya sistem gotong royong telah mengakar sebagai jati diri masyarakat Gorontalo, bukan saja pada kegiatan memenuhi kebutuhan hidup, akan tetapi sudah lebih luas lagi, antara lain dalam membangun rumah, sarana ibadah, membangun jalan, membuat fasilitas umum, kegiatan upacara, dan lain-lain.
Perkembangan zaman yang menguji eksistensi nilai-nilai budaya dan karakter warga negara menjadi tantangan bagi masyarakat Desa Karangetang, Kecamatan Dungaliyo, Kabupaten Pohuwato untuk menjaga nilai budaya gotong royong ‘Huyula’.
Huyula merupakan suatu sistem gotong royong atau tolong menolong antara anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan bersama yang didasarkan pada solidaritas sosial.
Budaya inilah yang diejawantahkan oleh masyarakat Karangetang dalam setiap aktifitasnya membangun desa. Salah satu yang dilakukan baru-baru ini adalah gotong royong ‘Huyula’ membangun jalan tani, Selasa, (10/09/019)
Pantauan tim Kronologi.id, kegiatan pembangunan jalan yang didominasi oleh kaum ibu ini dilakukan tanpa pamrih demi pengembangan desa.
Pengkuan Kepala Desa (Kades) Karangetang, Simon Panamba mengatakan, jauh sebelum rencana pembangunan jalan, masyarakat telah merespon siap pasang badan. Kata dia, budaya ini memang telah menjadi cermin karakter masyarakat Karangetang dan Gorontalo pada umumnya.
“Sebelum persiapan penganggaran kami telah tanyakan kemasyarakat untuk pelaksanaan pekerjaan dan Alhamdulillah di respon baik oleh masyarakat. Memang masyarakat kami sejak dahulu selalu menjaga budaya mo huyula”kata Simon.
Simon berharap, Budaya ‘Huyula’ dapat terus menjadi cerminan karakter masyarakat gorontalo, dengan mentransformasinya bersama perkembangan zaman.
Penulis: Fandi/Ucen Editor : Bahar
Discussion about this post