Pemblokiran Internet Tak Berpegaruh Terhadap Perbincangan Papua di Medsos

Kronologi, Jakarta – Analisis Big Data dan Sosial Media dari Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan percakapan tentang Papua Barat tetap tinggi di media sosial, kendati akses internet dibatasi. Naiknya percakapan di medsos itu, setelah adanya aksi demontrasi di bumi Cendrawasih.

“Tren percakapan dari 1-26 Agustus tentang West Papua cenderung naik dan lebih tinggi dari hari-hari biasa, sejak adanya aksi demo, hingga sekarang. Meski ada pemblokiran akses internet, trennya tetap tinggi,” kata Ismail dalam diskusi online yang digelar LP3ES, Rabu (28/8/2019).

Baca juga: Hoax Masih Nyebar, Kominfo Perpanjang Blokir Internet di Papua

Ismail menjelaskan, pihak-pihak yang ramai memperbincangankan isu Papua Barat di sosial media, adalah akun-akun yang selama ini memperjuangkan pembebasan Papua.

“Seperti VeronicaKoman, FreeWestPapua, PurePapua dll. Ada juga beberapa aktivis yang tidak memperjuangkan pembebasan, tetapi membantu agar koneksi internet dibuka lagi,” paparnya.

Kata Ismail, media yang paling berpengaruh dalam jaringan percakapan ialah ajenglish. Akun-akun ini kebanyakan berasal dari Indonesia. Seperti Jakarta, Bandung dan Jogja.

“Namun banyak juga dari Jerman, Aussie, UK, US, NZ dan Sg,” ujarnya.

Hal ini memperlihatkan adanya audiens dari percakapan yang sifatnya internasional. Dan mereka yang turut memanfaatkan isu ini juga tersebar di berbagai negara tersebut.

“Tagar yang mereka perjuangkan secara umum adalah Freewestpapua, Letwestpapuavote, Westpapuagenocide memperlihatkan agenda yang mereka usung untuk didengar oleh dunia internasional, yaitu cenderung membela pembebasan Papua,” tukasnya.

Penulis: Nando