Kronologi, Gorut – Desa Kotajin yang berada di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara, memiliki daya tarik serta menyimpan misteri yang cukup dalam. Pasalnya, di Desa Kotajin tersebut terdapat gua yang berada di tengah sawah, yang dikenal dengan sebutan Gua Jin.
Desa Kotajin menjadi gerbang keluar masuk antar provinsi lantaran berada di perbatasan Provinsi Gorontalo dan Provinsi Sulawesi Utara.
Untuk menuju ke Desa Kotajin, dibutuhkan perjalanan sekitar dua sampai tiga jam dari pusat Kota Gorontalo.
Secara geografis, Gua Jin yang berada di Kotajin tersebut hanya sebuah bongkah batu besar dengan gua sempit di dalamnya. Masyarakat sekitar Gua Jin menamakan bongkah batu itu sebagai “Ota lo jin” atau “Otajin”, yang berarti benteng istana para jin.
Tidak ada masyarakat yang mengetahui lebih jelas dan pasti mengapa desa itu dinamakan Kotajin.
Namun, menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat, Gua yang berupa bebatuan stalaktit yang tersusun rapi dan terjadi karena proses alam tersebut, merupakan tempat hunian Raja Jin Pantai Utara.
Karena penasaran, reporter Kronologi.id mencoba mengetahui lebih dalam serta menjelajahi Gua Jin yang konon angker itu dengan masuk ke dalamnya.

Untuk masuk ke dalam, cukup menguras tenaga, dikarenakan Gua Jin memiliki lorong gua yang sempit, dan hanya bisa dilalui satu orang sekali masuk.
Ketika masuk kedalam Gua Jin itu, terdapat ruangan kecil dan dua akar pohon beringin yang berdiri kokoh tepat di tengah gua, dan itu yang menambah kesan mistis tersendiri.
Selain itu, keunikan lain yang bisa dijumpai di dalam Gua Jin adalah bak penampung air yang terbuat dari bebatuan dan terjadi secara alami.
Setelah diketahui secara geologis, bongkahan batu besar yang merupakan dinding dari Gua Jin itu adalah batu gamping atau batu kapur yang mengalami proses pelarutan dan membentuk gua sempit.
Cerita misteri tentang keangkeran Gua Jin tidak membuat warga takut dan menjauhi kawasan tersebut. Melainkan mereka membuat lapangan olahraga Sepak Takraw di lingkungan Gua Jin itu.
Ridwan Ali, salah satu warga Desa Kotajin mengatakan, Kotajin sebelum menjadi perkampungan, dahulu kawasan tersebut sering terdengar suara pengajian dan azan yang diyakini bersumber dari gua tersebut.
“Kata orang tua dulu, Gua Jin itu juga sebagai pintu untuk menuju ke Wentira,” kata Ridwan Ali kepada reporter Kronologi.id, Sabtu (22/06/2019).
Dia mengatakan, Gua Jin pernah dikunjungi salah satu syekh dari Aceh, yang membenarkan bahwa memang di gua itu adalah istana para jin Islam.
“Hanya orang-orang yang memiliki kemampuan tertentu yang bisa melihat keberadaan Jin di gua ini,” tutur Rahmat, seorang warga lainnya di Desa Kotajin.
Rahmat mengungkapkan, terdapat pantangan bagi siapa saja yang ingin masuk ke dalam Gua Jin. Salah satunya, menurutnya, larangan masuk bagi perempuan yang tengah menstruasi.
“Bagi perempuan yang tengah datang bulan dilarang masuk. Dan untuk pria dianjurkan untuk tidak memakai pakaian berwarna merah,” ungkapnya.
Sebelum masuk, Ridwan Ali menganjurkan pengunjung harus didampingi oleh warga sekitar untuk masuk ke dalam gua tersebut.
“Hal itu untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan akan terjadi,” tutupnya.
Penulis: Sarjan Lahay Editor : Zulhamdi
Discussion about this post