Kronologi, Gorontalo – Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo memastikan akan terus berupaya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Karena menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Pengendalian Penduduk dan KB Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Rosina Kiu, kesehatan merupakan investasi bagi masyarakat untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
“Untuk itu, upaya kesehatan harus selalu diusahakan peningkatannya secara terus-menerus agar masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam pembangunan dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi,” kata Rosina.
Hal itu disampaikan Rosina saat mewakili Kepala Dinas Kesehatan provinsi Gorontalo, untuk hadir dan membuka kegiatan pertemuan evaluasi pelaksanaan kampanye Germas (gerakan masyarakat hidup sehat) di daerah tingkat Provinsi Gorontalo 2018, di Grand Q Hotel, Kota Gorontalo, Jumat (7/12/2018).
Rosina dalam kesempatan itu berharap, kegiatan tersebut dapat menjadi sarana untuk melihat kembali sejauh mana proses pelaksanaan Germas dan program promosi kesehatan di Provinsi Gorontalo yang telah dilaksanakan, serta upaya-upaya perbaikan ke depan agar pelaksanaan kegiatan menjadi lebih baik.
Menurut Rosina, salah satu strategi dalam pencapaian dan percepatan pembangunan bidang kesehatan yaitu melalui kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE).
“KIE Merupakan alat yang penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan mengubah sikap untuk menghasilkan suatu perubahan perilaku yang spesifik. KIE Berarti berbagi informasi dan ide melalui cara-cara yang dapat diterima oleh komunitas dan menggunakan saluran metode maupun pesan yang tepat,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Sosial Budaya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Gorontalo, Abd Wahab Otaya, dalam acara itu memperkenalkan aplikasi e-Germas.
Menurut dia, aplikasi itu bisa untuk mempermudah OPD, baik provinsi maupun kabupaten untuk mengisi berbagai format yang sudah menjadi ketetapan Kementerian.
“Ketika evaluasi program e-Germas tahap pertama kami mengalami kesulitan dalam hal menerima laporan dari kabupaten kota, memang laporan itu sebagian sudah memenuhi subtansi. Namun data yang dikirimkan oleh setiap OPD ke Bapedda formatnya berbeda beda, sehingga ketika laporan itu diterima di provinsi, kami masih mengedit lagi, kalau tidak laporan kita itu akan beda dengan laporan dari provinsi lain,” jelas wahab.
Wahab mengungkapkan, aplikasi yang akan diluncurkan pada awal bulan Januari 2019 ini terkoneksi dengan kementerian. Sehingga, menurutnya, akan mempermudah kementerian untuk memantau bagaimana progres pelaksaanaan program Germas.
“Baik tingkat provinsi, maupun di tingkat kabupaten/kota,” lanjutnya. (KR-08)
Discussion about this post