Kronologi, Gorut – Usai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Gorontalo Utara (Gorut), Indra Yasin dan Thariq Modanggu, beberapa waktu lalu, Pemerintah Kabupaten Gorut langsung menggelar dua adat Moloopu sekaligus dalam satu hari.
Dalam sebuah tatanan budaya masyarakat Gorontalo, kegiatan adat seperti ini merupakan sebuah keharusan, yang menandakan bahwa pejabat tersebut sudah diterima secara adat Gorontalo.
Moloopu pertama dilaksanakan di Rumah Dinas Bupati Gorut dan dilanjutkan di Rumah Dinas Wakil Bupati Gorut, pada Sabtu (8/12/2018).
“Ya, secara beruntun kami lakukan acara adat mopobonelo, saya tentu ucapkan selamat kepada Bapak Thariq Modanggu bersama isteri yang hari ini diterima secara adat kebesaran Gorontalo,” kata bupati Indra Yasin.
Sebagai bupati dan wakil bupati, jelas Indra, mulai hari itu keduanya sudah mendapatkan pesan dari tohoh-tokoh adat. Untuk itu, dirinya yang akan melaksanakan pemerintahan tersebut berharap bisa memaknai upacara adat.
“Bukan hanya kami berdua, tentu seluruh pejabat,” ujarnya.
Menurut Indra, ada banyak makna dan pesan yang diterimanya melalui pelaksanaan upacara adat tersebut. Jika pesan itu bisa dimaknai satu persatu, menurutnya, maka pemerintahan diyakininya akan berjalan dengan baik.
“Seperti tahudah itu, jika kita maknai secara mendalam itu adalah kekuasaan, jelasnya.
Dia melanjutkan, kekuasaan itu ibarat api yang jika dilewati maka akan hangus. Artinya, menurut dia, sebagai pemimpin tentu harus berbuat adil dengan semua masyarakat tanpa memandang satu sama lain.
Kalau api bersifat panas, lanjut Indra, maka di adat itu juga ada yang bermakna sebagai pendingin atau penyejuk.
“Kita juga sebagai pemimpin harus menjadi penyejuk kepada masyarakat. Ada juga angin, yang di mana saja ada, berada di sela-sela kehidupan, jadi kita berdua sebagai pemimpin harus terus berada di tengah-tengah masyarakat,” lanjutnya.
Selain beberapa elemen itu, imbuh Indra, juga ada tanah yang bermakna sikap sabar dari seorang pemimpin. Pasalnya, imbuh dia, seorang pemimpin selalu saja mendapatkan tantangan yang harus dihadapi dengan kesabaran.
“Tapi, harus diingat, di Gorontalo yang namanya tanah tambo, itu sifatnya busuk. Jadi mungkin kita tidak diterima di tanah tersebut, jika kita terus menanam atau berbuat sesuatu di situ, lama kelamaan akan diterima juga, dia pasti tumbuh,” tutur Bupati Indra.
Bupati Indra berharap kepada wakilnya untuk mengikuti pesan-pesan adat yang baru saja diterima.
“Masyarakat Gorut itu adalah rakyat kita berdua, rakyat kita semua. Mari kita berbuat adil sebagaimana yang dipesan tadi. Saya berharap kami bisa melaksanakannya dengan baik. Kami juga jadi pembakar semangat masyarakat,” pungkasnya. (KR-08)
Discussion about this post