Kronologi, Bonebol – Regulasi pemerintah untuk pembelian bahan bakar bersubsidi jenis solar nampaknya berdampak luas. Sejumlah petani di Gorontalo bahkan mulai melakukan protes atas dikeluarkannya regulasi pembelian BBM bersubsidi itu.
Hal ini seperti yang diutarakan oleh Agus Amiri, salah seorang warga Desa Toto Utara, Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango, Rabu (28/11) kemarin.
Agus mengungkapkan, sejak dikeluarkannya regulasi terbaru pembelian bahan bakar jenis solar, ia dan petani yang ada di desanya mengaku sangat kesulitan.
Bagaimana tidak, untuk mendapatkan BBM bersubsidi dari SPBU (Sentra Pengisian Bahan Bakar Umum) yang terletak tidak jauh dari tempat tinggalnya, ia dan sejumlah petani lain, diwajibkan untuk melampirkan surat rekomendasi dari dinas terkait.
“Sangat kesulitan pak, padahal kami sangat membutuhkan solar untuk keperluan aktivitas kami di sawah, kan mau bajak sawah tetap pakai solar untuk isi traktornya,” tegas Agus.
Ironisnya lagi menurut Agus, saat hendak mengurus administrasi di dinas terkait untuk surat rekomendasi pembelian solar, pihaknya mengaku kesulitan.
“BBM Bersubsidi ini kan untuk rakyat, tapi kenyataannya sekarang kami rakyat kecil malah sulit untuk mendapatkannya, padahal sekarang sudah masuk musim tanam pak, dan solar adalah kebutuhan penting bagi kami para petani,” tambahnya.
Olehnya, Agus berharap, kedepan instansi terkait bisa lebih memperhatikan kebutuhan petani. Khususnya dengan lebih mempermudah pengurusan surat rekomendasi, khususnya untuk keperluan para petani.
Sebelumnya, pemerintah belakangan semakin memperketat pelayanan jual beli BBM Bersubsidi di SPBU. Setiap konsumen diwajibkan untuk melampirkan surat rekomendasi dari instansi terkait, jika ingin membeli BBM Bersubsidi menggunakan jerigen. (KR-03)
Discussion about this post