Nasional
Pengamat: Kualitas Pilpres 2019 Menurun Ketimbang 2014

Kronologi, Jakarta – Pengamat politik yang juga Direktur Lingkar Madani (Lima) Indonesia, Ray Rangkuti, menyebut, kualitas Pilpres 2019 ini lebih menurun ketimbang 2014 yang lalu. Pasalnya, kata dia, selama ini belum ada pertarungan ide dan gagasan yang ditampilkan oleh kedua pasangan capres-cawapres.
“Orang seperti Pak Jokowi saja ikut-ikutan terlibat dengan isu-isu seperti ini dengan istilah sontoloyo dan genderuwo,” katanya di Jakarta, Rabu (21/11/2018).
Ray menyayangkan selama dua bulan masa kampanye ini jarang diisi oleh isu-isu yang substantif. Alih-alih pemilih mendapatkan suguhan pertukaran ide dan gagasan, menurutnya, yang terjadi justru saling serang, saling melemahkan, hingga saling adu laporan ke polisi.
Sehingga, menurut Ray, kampanye yang sejatinya diharapkan menjadi pertautan komitmen politik antara pemilih dengan capres-cawapres, ternyata makin jauh dari harapan.
“Saya pikir bukan tidak ada isu, banyak isu yang bisa didiskusikan kedua belah pihak, tapi tidak dielaborasi. Misal soal kemiskinan, kesenjangan ekonomi, lapangan kerja, toleransi, plurarisme dan sebagainya,” ujarnya.
Dia mencontohkan soal isu pemerintah yang mengizinkan asing menguasai 100 persen saham di 54 industri. Menurutnya, isu tersebut seharusnya dicermati oleh kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Nah, itu kan bahan diskusi yang patut dicermati kubu Pak Prabowo, tapi sampai sekarang saya belum melihat itu dielaborasi,” paparnya. (Hamdi)
-
Regional3 jam ago
Jawaban Orang Tua Viecri soal Laporan Polisi Sopir Truk
-
Megapolitan4 jam ago
Kongres MAPKB Diharapkan Jadi Momentum untuk ‘Merefresh Ulang’ Keluarga Besar Betawi
-
Nasional4 jam ago
Mega Minta Ganjar Tak Sungkan Akui ‘Petugas Partai’
-
Regional3 jam ago
Sopir Truk di Gorontalo Lapor Polisi Usai Dianiaya 2 Pejabat
-
Internasional2 jam ago
Tabrakan Kereta Api di India: 288 Orang Tewas, 850 Luka Serius