Kronologi, Riyadh – Dua pekan lebih setelah kasus lenyapnya jurnalis Jamal Khashoggi, kini otoritas Arab Saudi telah mengakui wartawan Jamal Khashoggi tewas di dalam konsulatnya di kota Istanbul Turki akibat bertikai dengan sejumlah orang pada 2 Oktober 2018.
Diwartakan The Independent, pernyataan itu disiarkan melalui saluran televisi yang dikendalikan pemerintah, Al-Akhbariya, pada Sabtu (19/10/2018), berdasarkan hasil penyelidikan awal dari jaksa penuntut umum.
“Investigasi masih terus dilakukan dan 18 warga Arab Saudi telah ditahan,” bunyi pernyataan otoritas Saudi dikutip dari BBC News, Sabtu (20/10/2018).
Dua pejabat senior dipecat terkait kasus tersebut, yakni deputi kepala intelijen Ahmad al-Assiri dan Saud al-Qahtani, pembantu senior Putra Mahkota Mohammed Bin Salman.
Saud al-Qahtani adalah anggota sosok terkemuka di Kerajaan Arab Saudi. Ia bertugas sebagai penasihat Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Sedangkan, Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri bertindak sebagai juru bicara kerajaan terkait perang di Yaman.
Klaim tersebut bertentangan dengan apa yang pernah sampaikan beberapa pejabat Turki kepada The New York Times bahwa mereka memiliki rekaman suara yang membuktikan Khashoggi disiksa, dibunuh, dan kemudian dimutilasi oleh sebuah tim berisi agen Arab Saudi.
Bahkan, Putra Mahkota Mohammed bin Salman sebelumnya kepada Bloomberg mengatakan bahwa jurnalis yang terkenal sering mengritik keluarga kerajaan itu meninggalkan kantor konsulat segera setelah ia tiba.
“Setahu saya ia masuk dan keluar lagi setelah beberapa menit atau satu jam. Saya tidak yakin. Kami sedang menyelidiki ini melalui kementerian luar negeri untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat itu,” ujarnya seperti dikabarkan Bloomberg beberapa waktu lalu.
Khashoggi merupakan seorang jurnalis yang dikenal ktitis terhadap kepemimpinan kerajaan dan menjadi kontributor Washington Post. Dia terlihat terakhir kali pada 2 Oktober 2018 saat memasuki konsulat Saudi di Istanbul.
Discussion about this post