Regional
Pihak RS Ainun Sesalkan Ada Media yang Tawarkan Kerjasama Dengan ‘Ancaman’

Gorontalo, Kronologi – Pihak Rumah Sakit Ainun Habibie mengeluhkan adanya perusahaan media yang menawarkan jasa kerjasama dengan cara mengancam. Hal tersebut dikeluhkan oleh Kepala Seksi Tata Usaha RS Ainun Habibie, Fandi Pelealu saat ditemui tim Kronologi.id, Jumat (15/9).
Fandi menjelaskan bahwa awalnya, dua oknum wartawan yang mengaku dari Bhayangkara Gorontalo News dan Buser News, pada Kamis (6/9) siang lalu, datang untuk menanyakan tentang pengelolaan limbah B3 RS Ainun.
Usai menanyakan perihal pengelolaan limbah tersebut, selang beberapa hari kemudian dua oknum wartawan itu kembali dan membawa copian berita yang dicetak pada secarik kertas, sembari menunjukkan kepada pihak RS Ainun bahwa itu contoh berita yang akan diterbitkan melalui media mereka.
Setelah itu, kata Fandi, mereka juga meminta agar pihak RS Ainun datang ke sekretariat mereka untuk melakukan hak jawab.
“Kami diminta untuk datang untuk melakukan hak jawab. Alasannya jika mereka tidak memiliki kendaraan, jadi harus kami yang mendatangi mereka,” ujar Fandi.
Selain itu pula, lanjut Fandi, pihaknya diminta agar dapat menjalin kerjasama dengan pihak media Buser News dan Bhayangkara News Gorontalo jika ingin isi liputan investigasi mereka terkait limbah B3 RS Ainun diperhalus. Jika tidak, berita tersebut akan diterbitkan sesuai dengan apa yang didapatkan.
“Cara seperti inilah yang sangat kami sesalkan. Kami beberapa kali melayani media caranya tidak seperti itu. Sangat disangkan,” keluh Fandi.
Sementara itu, Pimpinan Umum Bhayangkara Gorontalo News, Nandar Dj saat dikonfirmasi menyampaikan, apa yang dilakukan oleh pihaknya itu adalah investigasi. Nandar berdalih bahwa pihaknya sengaja mendatangi pihak RS Ainun untuk meminta konfirmasi sebagai narasumber terkait liputan investigasi mereka.
Nandar juga mengaku jika bukan dirinya yang datang mewawancarai pihak RS Ainun, melaikan orang lain yang membawa kartu identitas miliknya. “Kronologinya, saat itu dilakukan investigasi lalu dimintakan konfirmasi. Tapi yang mewawancarai bukan saya, tapi wartawan Buser News. Hanya ID card saya yang dipakai,” aku Nandar.
Nandar juga mengaku bahwa pihaknya yang diminta oleh pihak RS Ainun untuk bertemu. “Keesokan harinya baru mereka (Pihak RS Ainun.red) meminta untuk bertemu, dan ditunjukan tentang contoh berita yang akan kami rilis,” ungkapnya.
Ia juga membantah tentang tudingan pemerasan tersebut. “Kemarin malam ada yang menghubungi saya, katanya saya melakukan pemerasan. Itu tidak benar, jika saya meminta sejumlah uang dan itu dikatakan pemerasan itu benar. Tapi buktinya saya tidak menerima uang sepersenpun,” tegas Nandar.
Nandar juga mengaku akan menempuh jalur hukum terkait tudingan pemerasan yang dituduhkan kepada pihaknya. “Jelas saya tak terima dituduh seperti itu. Kami pun melalui jalur hukum akan menuntut perihal tersebut,” tutupnya. (KR-05)
-
Regional3 hari ago
Jawaban Orang Tua Viecri soal Laporan Polisi Sopir Truk
-
Regional2 hari ago
Proyek Jalan GORR Pakai Material Timbunan Ilegal? Pengawas: Tanya Bos!
-
Nasional5 jam ago
Jokowi Dianggap Aneh Tak Tegur KSP Moeldoko yang Gugat SK Menkumham
-
Regional3 hari ago
Sopir Truk di Gorontalo Lapor Polisi Usai Dianiaya 2 Pejabat
-
Nasional3 hari ago
MK Alami Degradasi Moral Sejak Anwar Usman Jadi Adik Ipar Jokowi
-
Megapolitan3 hari ago
Kongres MAPKB Diharapkan Jadi Momentum untuk ‘Merefresh Ulang’ Keluarga Besar Betawi
-
Nasional3 hari ago
Mega Minta Ganjar Tak Sungkan Akui ‘Petugas Partai’
-
Regional3 hari ago
Kemenkumham Gelar Anugerah Paralegal Justice Award sebagai Apresiasi ke Kades/Lurah